Article

Yang Dibeli Bukan Produknya, Tapi Perasaannya

Mengenal Strategi Fear-Based Marketing

August 2025

Proxsis Mark - Mengenal Strategi Fear-Based Marketing
Proxsis Mark - Mengenal Strategi Fear-Based Marketing

Apa Itu Fear-Based Marketing?

Fear-Based Marketing adalah strategi pemasaran yang memanfaatkan rasa takut konsumen untuk mendorong keputusan pembelian. Ketakutan ini bisa bersifat nyata maupun emosional, seperti takut gagal, takut terlihat miskin, takut anak sakit, atau takut kehilangan masa depan.

Alih-alih fokus pada fitur produk, strategi ini lebih menonjolkan perasaan: rasa aman, status sosial, eksklusivitas, hingga jaminan kualitas hidup. Konsumen membeli bukan karena butuh, tapi karena takut akan risiko jika tidak membeli.

Target Fear-Based Marketing: Segmentasi Berdasarkan Ketakutan

Strategi ini tidak ditujukan untuk semua orang dengan cara yang sama. Fear-Based Marketing sangat bergantung pada pemahaman psikografis dan ketakutan yang dominan di masing-masing segmen konsumen. Berikut adalah pemetaan berdasarkan kelas sosial dan tahapan kehidupan:

  1. Kelas Menengah ke Bawah

  • Ketakutan: Takut terlihat gagal atau miskin

  • Yang Dijual: Gengsi, status sosial

  • Produk:

    • Smartphone mewah kelas mid-range

    • Mobil LCGC (Low Cost Green Car)

    • Fashion fast-fashion

    • Diskon besar aksesori branded

  1. Kelas Menengah ke Atas

  • Ketakutan: Takut kehilangan privasi, kontrol, dan rasa aman

  • Yang Dijual: Proteksi dan eksklusivitas

  • Produk:

    • Private banking & wealth management

    • Real estate cluster premium

    • Sistem keamanan Smart House (CCTV, smartlock)

    • First-class travel & layanan VIP

  1. Lansia / Orang Tua

  • Ketakutan: Takut sakit atau tidak mandiri

  • Yang Dijual: Jaminan sehat dan kualitas hidup

  • Produk:

    • Suplemen & vitamin lansia

    • Jaminan asuransi

    • Check-up rutin & layanan lab

    • Alat bantu kesehatan (tensimeter digital, dll.)

    • Makanan rendah gula/garam

  1. Ibu Muda / Orang Tua Muda

  • Ketakutan: Takut anak tidak berkembang optimal

  • Yang Dijual: Keamanan tumbuh kembang

  • Produk:

    • Susu pertumbuhan anak

    • Popok premium

    • Produk parenting digital (aplikasi, modul stimulasi)

    • Mainan edukatif

  1. Mahasiswa & Jobseeker

  • Ketakutan: Takut sulit mendapat kerja

  • Yang Dijual: Masa depan dan jaminan karier

  • Produk:

    • Bootcamp & pelatihan digital

    • Sertifikasi profesional

    • Career coaching

    • Kursus dengan jaminan kerja

Efektif Tapi Etis?

Meskipun terbukti efektif dalam mendorong pembelian, strategi ini memicu perdebatan etis. Jika digunakan secara berlebihan, konsumen bisa merasa dimanipulasi. Oleh karena itu, perusahaan harus berhati-hati dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pesan yang berbasis ketakutan.

Strategi yang baik adalah ketika brand tidak hanya menciptakan kekhawatiran, tetapi juga benar-benar memberikan solusi dan nilai nyata terhadap masalah tersebut.

Conclusion

Dalam Fear-Based Marketing, produk bukanlah satu-satunya hal yang dijual. Yang lebih penting adalah perasaan yang dibeli konsumen: rasa aman, percaya diri, dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Apakah brand Anda siap memahami psikologi ketakutan dan mengelolanya secara etis dalam strategi pemasaran?

Butuh konsultasi lebih lanjut tentang

Business Strategy

Share on :

Baca Juga

August 2025

Proxsis Mark - Dari 4P hingga 7P Marketing Mix
Proxsis Mark - Dari 4P hingga 7P Marketing Mix

Marketing Mix atau bauran pemasaran adalah salah satu kerangka kerja paling fundamental dalam dunia pemasaran. Sejak pertama kali diperkenalkan oleh Jerome McCarthy pada tahun 1960-an, konsep 4P (Product, Price, Place, Promotion) menjadi tulang punggung strategi pemasaran produk fisik di era industri.

Namun, dunia bisnis terus berubah. Layanan menjadi semakin dominan, dan pengalaman pelanggan menjadi penentu utama kesuksesan sebuah merek. Dalam konteks ini, konsep Marketing Mix berevolusi dari 4P menjadi 7P—mencakup People, Process, dan Physical Evidence.

August 2025

Proxsis Mark - Dari 4P hingga 7P Marketing Mix

Marketing Mix atau bauran pemasaran adalah salah satu kerangka kerja paling fundamental dalam dunia pemasaran. Sejak pertama kali diperkenalkan oleh Jerome McCarthy pada tahun 1960-an, konsep 4P (Product, Price, Place, Promotion) menjadi tulang punggung strategi pemasaran produk fisik di era industri.

Namun, dunia bisnis terus berubah. Layanan menjadi semakin dominan, dan pengalaman pelanggan menjadi penentu utama kesuksesan sebuah merek. Dalam konteks ini, konsep Marketing Mix berevolusi dari 4P menjadi 7P—mencakup People, Process, dan Physical Evidence.

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

East Office

AMG Tower Lantai 17, Jl. Raya Dukuh Menanggal No. 1A, Gayungan, Surabaya, East Java, Indonesia 60234

P:

(031) 825 17 000

M:

(+62) 811-1798-353

E:

cs.sby@proxsisgroup.com

Part of

© 2025

PT. Proxsis Solusi Bisnis

Brand & Website by

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

East Office

AMG Tower Lantai 17, Jl. Raya Dukuh Menanggal No. 1A, Gayungan, Surabaya, East Java, Indonesia 60234

P:

(031) 825 17 000

M:

(+62) 811-1798-353

E:

cs.sby@proxsisgroup.com

Part of

© 2025

PT. Proxsis Solusi Bisnis

Brand & Website by

Proxsis & Co. HQ

Gd. Permata Kuningan Lt. 17, Jl. Kuningan Mulia, Menteng Atas, Setiabudi, South Jakarta City, Jakarta 12920

P:

(021) 837 086 79

M:

(+62) 811-1797-485

E:

cs@proxsisgroup.com

East Office

AMG Tower Lantai 17, Jl. Raya Dukuh Menanggal No. 1A, Gayungan, Surabaya, East Java, Indonesia 60234

P:

(031) 825 17 000

M:

(+62) 811-1798-353

E:

cs.sby@proxsisgroup.com

Part of

© 2025

PT. Proxsis Solusi Bisnis

Brand & Website by