Berbagai metode dikembangkan untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan dalam menjaga performa bisnis tetap tumbuh positif dan berjalan sesuai dengan rencana serta target yang telah ditentukan.
Pengukuran kinerja ini juga perlu sebagai salah satu acuan dalam mengevaluasi pertumbuhan bisnis perusahaan. Salah satu metode yang cukup populer dalam melakukan pengukuran ini yaitu Balanced Scorecard.
Metode ini telah diterapkan di berbagai perusahaan besar di dunia untuk mengukur kinerja perusahaan dari berbagai perspektif bisnis dan manajemen. Termasuk dalam meningkatkan branding perusahaan agar tetap kompetitif di tengah persaingan pasar hari ini.
Pengertian Balanced Scorecard
Balanced Scorecard merupakan sebuah metode atau alat untuk mengukur sebuah program atau perencanaan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Hasil pengukuran tersebut akan diterjemahkan dalam suatu keputusan atau tujuan strategis bagi pengembangan perusahaan atau organisasi.
Baca juga:
Ternyata Tak Sama, Ini Pengertian, Ruang Lingkup dan Fungsi dari Sales dan Marketing
Ini Tips Penting untuk Sales yang Menjalankan Bisnis Online
5 Kebiasaan yang Akan Membuat Brand Anda Lebih Sukses Dari Jeff Bezos
Metode Balanced Scorecard ini menitikberatkan pada proses evaluasi kinerja yang lebih luas dan mendalam dari berbagai aspek. Dalam penerapannya Balanced Scorecard memiliki empat perspektif sebagai indikator pengukuran.
Balanced Scorecard pertama kali diperkenalkan dalam Harvard Business Review 1992 melalui karya The Balanced Scorecard: Measures That Drive Performance yang ditulis oleh profesor Robert S. Kaplan dan David Norton.
Konsep Balanced Scorecard ini merupakan pembaharuan terhadap metode benchmarking organisasi yang sudah tidak lagi relevan dengan perkembangan usaha dan bisnis pada saat itu. Robert S. Kaplan dan David Norton kemudian merumuskan Balanced Scorecard sebagai metode pengukuran kinerja perusahaan yang lebih tepat dan sesuai dengan perkembangan zaman.
4 Perspektif Balanced ScorecardĀ
Dalam penerapannya, Balanced Scorecard memiliki empat perspektif dari berbagai aspek yang digunakan sebagai indikator penilaian. Berikut penjelasannya;
- Perspektif Keuangan
Perspektif yang pertama yaitu dari aspek keuangan, khususnya terkait laba pendapatan atau keuntungan perusahaan. Perspektif ini melihat bagaimana perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang meningkat dan berkelanjutan.
Perspektif keuangan ini tidak hanya melihat dari sisi internal, namun juga di internal perusahaan. Seperti bagaimana mengatur penghematan biaya yang lebih efesien, menetapkan margin laba yang lebih profit dan sebagainya.
- Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan ini fokus pada hubungan perusahaan dengan pelanggan atau market pasar yang disasar. Terutama dalam menjaga kualitas produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Perspektif ini juga menitikberatkan pada kepuasan pelanggan, interaksi perusahaan dengan pelanggan, hingga klasifikasi pelanggan. Termasuk juga mengidentifikasi calon target market dalam pengembangan bisnis perusahaan.
- Perspektif Proses Internal
Perspektif Proses Internal mencakup pada operasional harian yang berjalan di perusahaan, terutama dalam proses produksi. Perspektif ini mendorong terciptanya proses yang lebih efektif dan efisien.
Perspektif Proses Internal juga mendorong optimalisasi kinerja, baik oleh SDM maupun dukungan teknologi. Namun tetap dengan memprioritaskan optimalisasi kualitas produksi.
- Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menitikberatkan pada kualitas unsur-unsur yang terlibat dalam operasional perusahaan atau organisasi. Seperti SDM, teknologi dan budaya kerja.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ini mendorong peningkatan kualitas dan kompetensi yang sesuai dengan tanggung jawab dan kebutuhan perusahaan. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pelatihan kompetensi oleh perusahaan kepada SDM.
Baca juga:
Ternyata Tak Sama, Ini Pengertian, Ruang Lingkup dan Fungsi dari Sales dan Marketing
Ini Tips Penting untuk Sales yang Menjalankan Bisnis Online
5 Kebiasaan yang Akan Membuat Brand Anda Lebih Sukses Dari Jeff Bezos
Kemudian membantu perusahaan dalam membangun budaya kerja yang positif, mulai dari budaya kepemimpinan, sistem manajemen dan sebagainya.
Menyusun Scorecard
Sebagai salah satu metode atau alat ukur, Balanced Scorecard memiliki kartu skor. Terdapat lima item yang harus diperhatikan dalam menyusun Scorecard atau kartu skor tersebut;
- Merancang StrategiĀ
Langkah pertama yaitu menentukan strategi yang akan digunakan dalam perusahaan dalam memaksimalkan operasional dan laba. Termasuk dengan membuat peta strategi dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
- Menentukan Action
Langkah selanjutnya mengidentifikasi tindakan yang akan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan, dengan menggunakan Balanced Scorecard sebagai model pengukurannya.
- Pengukuran Berkala
Perusahaan perlu membuat kartu skor yang digunakan untuk memandu pengambilan keputusan dan tindakan sehari-hari oleh manajer, dan karyawan.Ā
- Terintegrasi
Scorecard atau kartu skor harus dapat diintegrasikan dengan sistem manajemen lain sepertiĀ sistem SDM, dan sistem keuangan.Ā
- Laporan Kinerja
Membangun sistem pelaporan terkait kinerja perusahaan untuk diinformasikan kepada semua orang tentang kinerja setiap ukuran, danĀ perbaikan diperlukan ditindaklanjuti.
Baca juga:
Ternyata Tak Sama, Ini Pengertian, Ruang Lingkup dan Fungsi dari Sales dan Marketing
Ini Tips Penting untuk Sales yang Menjalankan Bisnis Online
5 Kebiasaan yang Akan Membuat Brand Anda Lebih Sukses Dari Jeff Bezos
Sesuai namanya, Balanced Scorecard mendorong keseimbangan dalam perusahaan sebagai dasar untuk meningkatkan performa perusahaan. Penerapan metode ini mampu meningkat kinerja di berbagai lini perusahaan, baik itu produksi, pemasaran dan sebagainya.Ā Dengan tolok ukur yang lebih jelas dan akurat, perusahaan tentu mampu lebih agility dan adaptif dengan perkembangan pasar.Ā Ā